Dugaan Jual Beli Buku di SDN 007 Pulau Halang Belakang, Disdik Rohil Diminta Bertindak Tegas

Rokan Hilir, Dunia pendidikan dihebohkan dengan dugaan praktik jual beli buku di SDN 007 Pulau Halang Belakang, Kecamatan Kubu, Kabupaten Rokan Hilir. Dugaan ini mencuat setelah sejumlah sumber dari masyarakat setempat menyampaikan keluhan kepada media, mengungkap bahwa pihak sekolah diduga menjual buku pelajaran langsung kepada siswa.
Padahal, sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No. 17 Tahun 2010 Pasal 181a tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, pendidik dan tenaga kependidikan, baik individu maupun kolektif, dilarang menjual buku pelajaran, LKS, maupun bahan ajar lainnya di lingkungan sekolah. Larangan ini bertujuan untuk mencegah praktik pungutan liar dan komersialisasi pendidikan.
Seorang wali murid yang berhasil dikonfirmasi media mengaku bahwa anaknya diminta membeli empat buah buku langsung dari sekolah. “Kami keberatan, apalagi kondisi ekonomi sedang sulit. Setahu saya, sekolah sudah mendapat dana BOS yang seharusnya mencakup pengadaan buku pelajaran,” ungkapnya melalui sambungan telepon.
Menariknya, saat wartawan mencoba mengonfirmasi dugaan ini kepada oknum guru berinisial L, guru tersebut justru mempertanyakan sumber informasi media. “Maaf bang, izin... dapat info dari siapa? Siapa orangnya? Kok bisa tahu-tahu?” jawabnya lewat pesan WhatsApp. Respons yang terkesan defensif ini menambah kecurigaan publik akan kebenaran dugaan tersebut.
Sementara itu, guru lainnya yang berinisial W, saat dikonfirmasi, menyebut pesan WhatsApp media justru terkirim ke nomor anaknya. Hingga berita ini diterbitkan, pihak sekolah belum memberikan klarifikasi resmi, bahkan cenderung bungkam.
Mendesak Tindakan Tegas
Masyarakat berharap Dinas Pendidikan Kabupaten Rokan Hilir (Disdik Rohil) segera turun tangan untuk mengusut tuntas kasus ini. Jika benar terjadi praktik pungli melalui jual beli buku di sekolah, maka tindakan tegas perlu diambil agar kejadian serupa tidak terulang dan dunia pendidikan tetap bersih dari unsur komersialisasi.
“Sekolah seharusnya menjadi tempat mencerdaskan anak bangsa, bukan tempat mencari keuntungan dari para siswa,” tegas seorang tokoh masyarakat setempat.
Rudy Hartono | HalloBintang.com
Tulis Komentar