GEBRAK Kepung DPR: 10 Ribu Lebih Massa Tuntut Cabut UU Cipta Kerja dan Sahkan RUU PRT

Jakarta, 1 Mei 2025 – Ribuan massa dari berbagai elemen buruh dan rakyat tumpah ruah di depan Gedung DPR RI dalam aksi peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2025. Di bawah koordinasi Aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (GEBRAK), lebih dari 10 ribu orang menyuarakan tuntutan perubahan struktural terhadap kebijakan negara yang dianggap merugikan kelas pekerja.

Massa aksi berkumpul sejak pukul 10.00 WIB di Senayan Park dan melakukan long march menuju Gedung DPR RI. Mereka membawa berbagai spanduk, poster, dan simbol perlawanan dengan suara lantang yang memadati jalanan utama Ibu Kota.

Aksi tahun ini mengusung tema besar: "Kapitalisme, Oligarki, dan Militerisme Musuh Kelas Pekerja." GEBRAK menilai bahwa kekuatan ekonomi-politik yang terkonsentrasi di tangan segelintir elite telah memperburuk kondisi buruh, petani, nelayan, serta kelompok masyarakat miskin lainnya.

Lima Tuntutan Utama

Dalam orasi-orasi yang disampaikan di depan gedung wakil rakyat, GEBRAK menyampaikan lima tuntutan utama:

  1. Cabut UU Cipta Kerja dan seluruh turunannya, serta sahkan RUU Ketenagakerjaan yang berpihak pada buruh. Mereka juga menuntut penghentian gelombang PHK massal.

  2. Sahkan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PRT) dan akui status pekerja bagi pengemudi ojol, kurir, serta pekerja sektor informal lainnya.

  3. Hentikan penggusuran paksa terhadap tanah dan permukiman rakyat. GEBRAK mendesak pelaksanaan reforma agraria sejati yang memberikan akses tanah dan teknologi kepada petani kecil.

  4. Tolak proyek strategis nasional (PSN) yang merusak lingkungan dan sahkan RUU Masyarakat Adat demi keberlangsungan hidup komunitas adat.

  5. Cabut UU TNI, tolak keterlibatan militer dalam urusan sipil, dan desak kembalinya militer ke barak.

Aksi Serentak di Seluruh Indonesia

Selain Jakarta, aksi serupa juga berlangsung di berbagai kota besar seperti Yogyakarta, Surabaya, Medan, Makassar, hingga Papua. Ini menunjukkan konsolidasi nasional yang kuat dari gerakan rakyat lintas sektor.

Salah satu orator dari Konfederasi KASBI menyerukan, “Hari ini, suara buruh adalah suara rakyat. Kita tidak hanya menuntut upah, tetapi keadilan struktural di segala lini!”

Peringatan May Day 2025 bukan sekadar seremoni, melainkan momentum perlawanan terhadap sistem yang dianggap menindas. GEBRAK menegaskan bahwa perjuangan belum selesai hingga negara benar-benar berpihak pada rakyat pekerja