Diskominfotiks Rohil — Dalam suasana panas terik di bulan suci Ramadhan, Bupati Rokan Hilir H. Bistamam tak gentar meninjau langsung pengerjaan normalisasi parit di sejumlah titik rawan banjir di Bagansiapiapi, Kamis (27/3/2025). Langkah ini menjadi bukti nyata keseriusan Pemkab Rohil dalam mengatasi persoalan banjir yang kerap melanda kawasan tersebut.

Didampingi Sekretaris Daerah Fauzi Efrizal, Asisten III Mulyadi Masri, dan beberapa kepala OPD, Bupati H. Bistamam meninjau pengerukan saluran pembuangan air di tiga lokasi, dimulai dari Jalan Pelabuhan Baru, Kelurahan Bagan Barat — daerah yang selama ini dikenal rawan tergenang air saat hujan deras.

Meski cuaca menyengat dan umat Islam tengah menunaikan ibadah puasa, semangat Bupati untuk memastikan pekerjaan berjalan optimal tidak surut. "Kita ingin memastikan pengerukan saluran ini benar-benar dilaksanakan dengan baik. Ini bagian dari komitmen kita untuk mengurangi bahkan menghilangkan banjir di Bagansiapiapi," tegasnya.

Usai dari Bagan Barat, rombongan melanjutkan peninjauan ke Jalan Tecong Ujung hingga Parit Kerang di Kepenghuluan Bagan Jawa Pesisir. Di lokasi ini, satu unit excavator terlihat sibuk memperdalam dan memperlebar saluran air. Peninjauan berlanjut ke Jalan Utama Bagan Barat, di mana satu alat berat lainnya juga bekerja membersihkan saluran menuju muara sungai.

"Hari ini kita kerahkan beberapa excavator untuk memperlancar saluran air menuju Sungai Rokan. Jika normalisasi ini rampung, kita optimis genangan banjir yang selama ini menghantui daerah Bagan Barat, Bagan Timur, Bagan Punak Pesisir, dan Kelurahan Bagan Punak akan berangsur teratasi," ungkap Bupati penuh harap.

Pengerjaan normalisasi ini melibatkan alat berat dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Rohil yang terus bekerja membersihkan jalur parit utama. Masyarakat diharapkan turut mendukung dan menjaga kebersihan parit setelah pengerjaan rampung, agar manfaatnya bisa dirasakan dalam jangka panjang.

Dengan langkah cepat dan penanganan yang serius ini, Pemkab Rohil menunjukkan bahwa persoalan banjir bukan hanya ditangani di atas kertas, tapi benar-benar diwujudkan melalui aksi nyata di lapangan.