Trump Bubarkan USAID: Bantuan Miliaran Dolar untuk Dunia Terancam?

Washington D.C., 4 Februari 2025 – Pemerintahan Presiden Donald Trump kembali mengejutkan dunia dengan keputusan dramatis: Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) resmi dibubarkan dan dikendalikan langsung oleh Departemen Luar Negeri.
Keputusan ini, yang diumumkan Gedung Putih pada Senin (3/2), menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan komunitas internasional. USAID selama ini menjadi lembaga utama dalam menyalurkan miliaran dolar bantuan kemanusiaan dan pembangunan ke lebih dari 130 negara, termasuk Ukraina, Ethiopia, dan Yordania.
Elon Musk dan Peranannya dalam Keputusan Kontroversial
Langkah ini bukan sekadar kebijakan biasa. Elon Musk, yang kini mengepalai Departemen Efisiensi Pemerintah di bawah Trump, disebut berperan besar dalam pembubaran USAID. Musk menilai lembaga tersebut "tidak dapat direformasi" dan menyebutnya sebagai "sekumpulan masalah."
Menurut laporan The Guardian, USAID mengelola lebih dari $43,79 miliar pada tahun 2023, yang dialokasikan untuk berbagai program, mulai dari bantuan kemanusiaan, kesehatan global, hingga pembangunan ekonomi. Namun, dalam pernyataannya, Gedung Putih menyoroti adanya pemborosan dalam pengelolaan dana tersebut, termasuk pengeluaran sebesar $1,5 juta untuk program keberagaman di Serbia yang kini dipertanyakan manfaatnya.
Dampak Global: Negara-Negara Rentan Berisiko
Keputusan ini berpotensi menghantam banyak negara yang bergantung pada bantuan AS. Sebanyak 70 dari 77 negara berpendapatan rendah dan menengah-bawah yang menerima bantuan USAID bisa kehilangan dana yang sangat dibutuhkan.
Misalnya, Ukraina yang tengah berperang dengan Rusia menerima miliaran dolar untuk stabilitas politik dan pemulihan ekonomi. Yordania, sekutu utama AS di Timur Tengah, mendapat bantuan langsung lebih dari $770 juta untuk menopang ekonominya. Jika dana tersebut dihentikan, stabilitas regional bisa terguncang.
Para anggota Kongres, terutama dari Partai Demokrat, mengecam keputusan ini dan menyebutnya sebagai langkah sembrono yang bisa merusak reputasi AS di dunia internasional. Sementara itu, pendukung Trump berpendapat bahwa kebijakan ini sejalan dengan visinya untuk "America First", yakni memangkas pengeluaran luar negeri yang dianggap tidak memberikan manfaat langsung bagi rakyat Amerika.
Masa Depan USAID: Apa Selanjutnya?
Meski USAID telah dihapus sebagai lembaga independen, program-programnya masih dalam tahap evaluasi oleh Departemen Luar Negeri. Menteri Luar Negeri Marco Rubio ditunjuk sebagai pengelola sementara.
Namun, tanpa kepastian anggaran dan dengan penangguhan program bantuan luar negeri selama 90 hari yang ditandatangani Trump pada 20 Januari, banyak pihak mempertanyakan apakah bantuan AS untuk dunia akan tetap berjalan atau benar-benar dihentikan.
Dengan keputusan ini, dunia kini menanti: Apakah Amerika Serikat masih akan menjadi negara donor terbesar di dunia, atau apakah ini awal dari era baru di mana kepentingan domestik lebih diutamakan dibandingkan diplomasi kemanusiaan?
Tulis Komentar