kebakaran Besar Los Angeles: Infrastruktur Runtuh, Narasi Karma, dan Perdebatan Politik Memanas

Los Angeles - Kecepatan dan intensitas kebakaran yang melanda Los Angeles minggu ini mengungkap kelemahan infrastruktur pemadam kebakaran kota, memicu kritik pedas terhadap kesiapsiagaan pemerintah, dan memunculkan narasi global yang mengejutkan.
Dengan lima kebakaran besar yang melanda berbagai wilayah, termasuk Pacific Palisades, kekurangan air dan tekanan rendah menjadi penghalang besar. Hidran yang mengering di tengah kebakaran menjadi simbol kegagalan infrastruktur vital kota ini.
1. Krisis Air: Sistem yang Tidak Siap
Gubernur Gavin Newsom meminta laporan independen untuk menyelidiki penyebab kekurangan air, menyebut situasi ini "sangat meresahkan." Menurut Chris Sheach, pakar manajemen bencana, sistem pemadam kebakaran kota dirancang untuk kebakaran rumah kecil, bukan bencana besar yang melahap ribuan hektar.
"Permintaan air meningkat empat kali lipat dalam 15 jam pertama kebakaran," kata Janisse Quinones, kepala teknisi Departemen Air Los Angeles. Namun, kapasitas sistem air kota tak mampu mengimbangi.
Kepala Pemadam Kebakaran LA, Kristin Crowley, juga mengungkapkan kebutuhan mendesak akan lebih banyak sumber daya. "Kami membutuhkan 62 stasiun baru, lebih banyak staf, dan dana yang lebih besar," katanya. Volume panggilan darurat yang meningkat 55% sejak 2010 menunjukkan tekanan yang semakin besar pada sistem yang sudah kewalahan.
2. Kritik dan Politik yang Membara
Situasi ini menarik perhatian Presiden terpilih Donald Trump, yang menuduh Gubernur Newsom atas "kegagalan" tanpa bukti yang jelas. Trump bahkan mengklaim bahwa kekurangan air adalah hasil dari kebijakan lingkungan yang melindungi ikan smelt, ikan kecil yang hidup jauh dari lokasi kebakaran.
Meski demikian, pujian diberikan kepada petugas pemadam kebakaran California yang berhasil menekan jumlah korban jiwa di tengah kehancuran besar-besaran. "Mereka adalah yang terbaik di dunia, tetapi mereka butuh lebih banyak dukungan," kata Sheach.
3. Narasi Global: Isu Karma dan Dampak Lingkungan
Di sisi lain, kebakaran ini memunculkan diskusi global tentang dampak lingkungan dari perang dan konflik. Imam Omar Suleiman di Instagram menyebut kebakaran ini sebagai "karma" atas dukungan AS terhadap pemboman Gaza.
Penelitian menunjukkan bahwa perang di Gaza menciptakan jejak karbon yang besar, setara dengan emisi tahunan dari 20 negara rentan iklim. Aktivis New York, Fatima Mohammed, menulis di media sosial bahwa "efek lingkungan dari perang di Gaza akan menimpa kita semua."
Apa Selanjutnya?
Kebakaran ini menjadi pengingat bahwa kota-kota besar perlu segera memperkuat infrastruktur dan mengadaptasi diri terhadap krisis iklim. Namun, langkah ini membutuhkan komitmen politik dan finansial yang besar.
Tulis Komentar